Kamis, 01 April 2010

Kickfest 2010 (Get Real)



KICKFEST hanyalah satu dari sekian banyak program yang dimiliki oleh KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity) sebagai wadah dari industri clothing dan distro di Indonesia. Dilaksanakan setiap satu tahun sekali di beberapa kota di Indonesia, acara ini adalah salah satu program untuk penguatan dari industri itu sendiri. Dan di tahun ke empat penyelenggaraannya, tahun ini KICKFEST mengusung tema “GET REAL!”.

Tanpa disadari sejak dilaksanakan pertama kali hingga kini sudah tidak terhitung banyak acara sejenis yang telah diselenggarakan. Dan semua harus menerima kenyataan ini, bahwa KICKFEST telah menjadi fenomena yang menginspirasi banyak orang untuk terjun di industri ini atau mengadakan acara serupa. Dan tentunya dengan banyaknya acara serupa diharapkan tujuan penguatan dari industri ini akan semakin terbentuk.

GET REAL! KICKFEST telah menjelma menjadi alat tolak ukur dalam perkembangan industri kreatif di bidang fashion. Hal ini membuktikan bahwa rasa nasionalisme bangsa ini, terutama anak muda, terhadap produk lokal tidak perlu disangsikan lagi.

GET REAL! bahwa bangsa ini seharusnya bangga karena industri clothing dan distro tanah air telah bertahan selama kurang lebih 15 tahun. Dan dari tahun ke tahun selalu melahirkan pengusaha muda baru, dimana mereka mampu membangkitkan sisi idealisme dalam berkreatifitas khususnya dibidang fashion (distro dan clothing). Dan tentunya kita semua sepaham bahwa tanpa idelisme, suatu produk hanyalah suatu produk dan tidak lebih dari itu.

GET REAL! bahwa KICKFEST menjadi suatu event clothing dan distro yang paling dinantikan dari tahun ke tahunnya karena mampu memasukan unsur idealisme di dalamnya, bahkan gaung KICKFEST semakin hari semakin besar.

Dan pada akhirnya semua harus kompak menyerukan GET REAL! bahwa KICKFEST adalah acara industri kreatif terbesar di tanah air!

Sumber: http://kickfest.com/



Selasa, 30 Maret 2010

Kickfest 2009 (Speak Louder)




Pemerintah mencanangkan tahun 2009 ini sebagai Tahun Industri Kreatif. Berbicara pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia, Industri Clothing Lokal dan Distro (Distribution Outlet) adalah salah satu contoh tersukses bagaimana sebuah industri berkembang secara mandiri, berbasiskan desain dan pergerakan komunitas.

Berawal sekitar pertengahan tahun 90-an, disaat krisis melanda Indonesia, siapa sangka malah melahirkan benih daya hidup dari sekelompok anak muda di kota Bandung, membangun 5 label clothing dari sebatas kesamaan hobi (music, skateboard, BMX) dalam komunitas independent, hingga kemudian mewabah ke berbagai kota. “Sampai saat ini Jumlah clothing dan distro mencapai 1.000, yang tersebar di 94 kota di seluruh Indonesia,” ungkap Ade Andriansyah, sekertaris KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity).

KICK adalah forum bisnis dari para pengusaha Clothing Lokal dan Distro yang dibentuk pada September 2006, demi meningkatkan dan mengeratkan komunikasi serta koordinasi untuk memajukan usahanya meliputi wilayah Legal, Business Development, Marketing Campaign dan Event. Hingga saat ini KICK sudah mengantongi 160 anggota; 60 anggota tetap dan 100 anggota terdaftar yang tersebar di 7 Kota : Bandung (Pusat), Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Lampung, Surabaya dan Malang.

Kickfest 2009, Speak Louder!

Tahun 2009 adalah tahun ketiga penyelenggaraan Kickfest. Dilaksanakan untuk pertamakalinya di Bandung (Agustus 2007) selama 3 hari, diikuti oleh 107 clothing dari 9 kota serta sukses menghadirkan transaksi lebih dari Rp. 3.5 Milyar dengan total pengunjung sebanyak 300.000 orang. Selanjutnya pada tahun 2008 Kickfest digelar di 3 kota : Yogya (April 2008) menghadirkan 97 booth eksebitor dengan total Omzet selama 3 hari mencapai 5 Milyar Rupiah dan jumlah pengunjung 64,000 orang, Makassar (Mei 2008) dengan eksibitor sejumlah 64 booth dan Total Omzet 3 hari mencapai 5 Milyar Rupiah dan dihadiri 42,000 pengunjung.

Sebagai puncak rangkaian Kickfest 08 diselenggarakan di Lapangan Gasibu dan Ruas Jalan Diponegoro, Bandung, pada 1 – 3 Agustus 2008. Diikuti 160 booth clothing lokal dari 9 kota & 8 negara (UK & Asia Timur – British Council), 20 booth komunitas HelarFest dan 10 booth komunitas KICK (Indie Record Label, Skateboard, Low Rider, dan lain-lain). “Selama 3 hari perhelatan, sukses menghadirkan 350.000 pengunjung, dan terjadi transaksi penjualan secara fantastis sebesar 15 Milyar Rupiah,” Ujar Reza Pamungkas dari Independent Network Indonesia, event management Kickfest 08 di Bandung. “Untuk saat ini karena pelaksanaan Pemilu, Kickfest 2009 direncanakan akan digelar di 2 kota yakni Yogya dan Bandung, belum tahu bila ada animo dari kota-kota lain,” tambah Reza.

Dari 160 clothing & distro yang tergabung dalam KICK, sekitar 103 merk clothing & Distro akan hadir dalam perhelatan Kickfest09 di Jogja Expo Center (17-19 April 2009). ”Tidak semua clothing dan distro bisa ikut Kickfest karena ada proses screening dari KICK”, ungkap Joseph Siddi, Event Coordinator KICK. “Kriteria itu antara lain usia eksistensi perusahaan minimal sudah 4 tahun, memiliki visi yang sama yakni tidak sekadar jualan tapi lebih ke attitude, serta menjunjung nilai originalitas,” Tambah Joseph Siddi. Dengan kriteria tersebut, pantas kalau KICKFEST hanya akan menampilkan merk dari clothing ternama, berdedikasi tinggi pada pergerakan lokal (local movement) serta dapat dipertanggung-jawabkan originalitasnya. Sebut saja Slackers, Screamous, Invictus, Is This It, Dloops, Airplane, 347/unkl, God Inc dan banyak lagi.

”Kickfest adalah bukti keberhasilan eksistensi pergerakan lokal dalam industri kreatif tanah air,” Kata Reza Pamungkas. ”Baik ada atau tidak ada sponsor, pergerakan ini akan tetap berjalan sebagai sebuah pembuktian,” lanjut Reza. Independent Network Indonesia, yang sudah eksis selama 10 tahun dalam event management consultant merasa terhormat untuk terlibat dan bersinergi lagi dalam Kickfest 09. “Independent sedang menyiapkan program mini expo di Nagoya Jepang, untuk memperkenalkan berbagai pergerakan anak muda Indonesia, tak terkecuali produk clothing dan distro,” jelas Reza. Semoga Kickfest akan menjadi momen untuk mengangkat potensi lokal, sesuai dengan jargon Kickfest 09 berbunyi “Speak Louder”.

“Puasa belanja dulu sampai 17 April, karena hanya di Kickfest bisa didapat produk clothing dari merk-merk terkenal,” ucap Siddi. Selain menawarkan produk clothing branded, Kickfest 09 juga akan dimeriahkan oleh komunitas Independent mulai dari music, Skateboard dan sebagainya.

***

Kickfest 2009 Jogja

Kobaran api semangat tahun 2009 sebagai tahunnya industri kreatif semakin terasa. Beberapa ajang pameran industri kreatif dari bidang UKM, seni budaya dan pariwisata, kerajinan, penerbitan hingga IT sudah dilaksanakan semenjak roda waktu tahun ini bergulir. Peserta dan pengunjung pun berbondong-bondong memadati pameran yang diadakan. Pameran seolah menjadi pesta gula. Pengunjung tidak bedanya dengan semut-semut yang mengerumuni area pameran.

Padatnya pengunjung juga menjadi pemandangan umum selama 3 hari gelaran KickFest 2009 di Jogja. Ajang tahunan terbesar pameran pakaian produksi Indonesia tersebut menjadi magnet yang menarik bagi para konsumen dan pecinta fashion yang sedang in. Menurut Reza Pamungkas, Project Director KickFest, dari ribuan pengunjung hal JEC, total omzet selama 3 hari bisa mencapai milyaran. “Angka pastinya belum ada karena masih dalam tahap rekapitulasi,” katanya.

Dari data penyelenggara omzet tahun ini tidak jauh-jauh dari gelaran 2 tahun lalu bahkan bisa saja meningkat. Tahun 2007, dari total 300.000 pengunjung pameran diperoleh transaksi sebesar Rp 3,5 milyar. Sedangkan KickFest 2008 yang dilaksanakan di tiga kota, yakni Jogja, Makasar dan Bandung. Khusus untuk Jogja dan Makassar masing-masing menghasilkan transaksi sebesar Rp 5 milyar. Sedangkan untuk Bandung, transaksi mencapai Rp 15 milyar. Angka yang sangat fantastis.

Dengan transaksi seperti yang tercatat di atas, dan transaksi harian di luar pameran, dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif Indonesia turut ditopang oleh adanya industri clothing lokal dan distribution outlet (Distro). Tidak ada yang menyangka kan jika semua hal diatas itu diawali dari sekelompok anak muda asal Bandung yang secara diam-diam ingin bangkit dari keterpurukan? Hebatnya, semua itu mereka mulai dari keinginan untuk melayani pesanan sesama komunitas yang sehobi (musik, skateboard, BMX). Dan pelan tapi pasti, produk mereka rupanya dilirik pasar dan berkembang bak jamur di berbagai kota.

Ade Andriyansah dari Kreative Independent Clothing Komunity (KICK) menegaskan bahwa jumlah distro dan clothing di Indonesia sudah mencapai 1000, tersebar di 94 kota. Sebuah perkembangan yang luar biasa jika melihat bahwa awalnya itu semua dimulai dari 5 label clothing. Sekaligus, ini adalah bukti dan kisah dari sebuah bisnis yang dijalankan secara mandiri, independent, mengandalkan kekuatan komunitas dengan mengangkat desain yang didambakan konsumen.

Sumber: http://www.12-monkeys.com/
http://yainal.web.id/




About Kickfest Indonesia



Secara Umum, KICKFEST adalah festival clothing terbesar yang pernah ada di ASIA, kini sudah kali ke-3 kickfest di adakan di Indonesia sejak tahun 2007. Diacara ini para pecinta band indie Indonesia dan dengan bangga kickfest menghadirkan clothing hasil karya anak Indonesia. Acar ini diadakan setiap tahun di seluruh Indonesia dan seperti biasa Bandung adalah tempat acara puncak Kickfest 2009.

Secara khusus, KICKFEST adalah sebuah acara expo yang diprakarsai oleh asosiasi komunitas Clothing dan Distro yang menamai dirinya Kreative Independent Clothing Kommunity (KICK) yang berpusat di kota Bandung. Anggota untuk di Bandung sendiri tercatat 26 clothing dan 2 distro, sementara perwakilan resmi tercatat di Yogyakarta. Sementara Jakarta, Lampung, Surabaya, Makasar sebagai kota representative karena kepengurusannya belum diresmikan.

Saat ini KICKFEST bagi anggota KICK sendiri dianggap sebagai event paling 'sakral' yang hanya boleh diadakan satu kali dalam satu tahun.

KICKFEST roadshow kali ini merupakan lanjutan dari acara yang sama pada tahun 2007 dimana diadakan di sebagian ruas jalan Diponegoro tepat di depan Gedung Sate yang terkenal sebagai simbol Propinsi Jawa Barat. Pada saat itu acara diikuti oleh 107 perserta yang berasal dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Lampung, Makasar, Malang, Semarang dan Medan. Tercatat selama tiga hari acara itu mampu menyedot lebih dari 350.000 pengunjung dan nilai omset yang berhasil diraup sekitar lebih dari 3 milyar rupiah.

Konsep dari KICKFEST sendiri adalah: News, Education, Experience dan Entertainment.

NEWS, acara ini harus dapat memberikan informasi mengenai sesuatu yang terbaru atau telah dapat dicapai oleh pesertanya. Dapat berupa inovasi maupun tehnik dalam produksi dan desain.

EDUCATION, dimaksud untuk memberikan edukasi pasar dalam menghadapi ancaman pembajakan disain dan juga mengenai clothing lokal yang sesungguhnya, yaitu yang tidak hanya menjual produk tapi juga memiliki attitude dan image dalam setiap bentuk produksinya. Karena saat ini banyak sekali bermunculan clothing-clothing baru yang jauh menyimpang dari citra image lokal clothing yang sesungguhnya.

EXPERIENCE, acara ini harus memberikan kesan atau pengalaman yang medalam bagi para pengunjungnya. Tidak hanya berbelanja, diharapkan pengunjung dapat menikmati suatu suguhan yang berbeda dengan acara expo biasanya.

ENTERTAINMENT, hiburan sebagai pelengkap acara ini menghadirkan semua bentuk hiburan yang berbau semangat independent. Dapat berupa penampilan band, pemutaran film indie, skateboard showcase, art showcase dan lain lain.

***

Pada awal roadshow di Yogyakarta ini setiap brand tidak main-main untuk membawa konsep toko mereka ke arena expo. Hal ini terlihat dari dilibatkannya lebih dari 100 orang pegawai yang dibawa oleh mereka, dengan lebih dari 20 ton barang yang diangkut ke venue. Dan untuk promosi acara ini pihak organiser dari Kaminari Production juga nampak serius dalam menanganinya. Lebih dari 10.000 flyer, 5000 poster, 30 buah spanduk dan 2 buah billboard disebar diseluruh penjuru kota Yogyakarta dan kota-kota satelit sekitarnya. Tidak ketinggalan 3 buah radio dan 1 buah stasiun tv lokal menjadi partner media elektronik. Sementara 5 buah majalah anak muda nasional dan 3 koran lokal menjadi partner media cetak.

Sumber: http://kickindonesia.multiply.com/
http://kickfest.com/




Senin, 29 Maret 2010

No Label Stuff (N.L.S) (Clothing)



CV. ANTIESTETIKA INDONESIA adalah perusahaan induk yang pada awalnya dimulai dengan mendirikan merk NO LABEL STUFF, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian jadi dengan jangkauan konsumen lebih diutamakan bagi kalangan remaja dan dewasa aktif.

NO LABEL STUFF / N.L.S banyak terinspirasi oleh kehidupan jalanan di kota besar seperti ; musik keras, olah raga jalanan, pekerja kasar, dsb yang kemudian diadaptasikan ke bentuk pakaian jadi dan disesuaikan dengan trend fashion yang sedang berlangsung.

Hingga sekarang perusahaan ini telah berhasil memasarkan produknya di beberapa kota besar di Indonesia seperti; Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Padang, Pekanbaru, Balikpapan, Denpasar, Ujung Pandang dan kota Bandung sebagai pusat penjualan utama.

Sampai saat ini kinerja perusahaan ini dioptimalkan pada beberapa cabang, berpusat pada induk perusahaan yaitu CV ANTIESTETIKA INDONESIA, memiliki beberapa cabang anak perusahaan seperti :

- NOLABELSTUFF : Merk dagang pria dan sebagai merk dagang utama

- NLS MAIDEN : Merk dagang untuk wanita

- NLS Jr. : Merk dagang untuk anak-anak

- AEWORX : Sebuah teamwork kreatif yang menjadi inti dari lahirnya dan pergerakan merk-merk diatas.

Dimana fungsi dan tujuan dibentuknya anak-anak perusahaan tersebut adalah untuk memperkuat konsep awal induk perusahaan yaitu konsep urban street style (sebuah gaya hidup di jalanan kota besar yang berkesan non-formal dan up to date, yang tidak akan habis ditelan waktu).

OFFICE

C.V. Antiestetika Indonesia
Merk Dagang : No Label Stuff (N.L.S)
Ph/fax : +62 22 420 44 55 / (CDMA) +62 22 7053 4455
E-mail : nolabelstuff@yahoo.com


STORE

Jl. Trunojoyo No. 8 Bandung 40115
Jawa Barat, Indonesia
Ph/fax : +62 22 420 44 55 / (CDMA) +62 22 7053 4455
E-mail Order : order@nolabelstuff.com

Sumber: http://www.distrobandung.com/
http://www.nolabelstuff.com/

Airplane Systm (Clothing)



Kreatifitas anak muda di Bandung memang gak ada matinya. Meski diserbu dengan pembangunan pusat perbelanjaan besar, distro yang mulai muncul pada tahun 90-an tetap eksis hingga kini. Salah satunya distro Airplane, di Jalan Aceh No 44.

Dimotori oleh tiga sahabat yang senang berkreasi sendiri membuat T’shirt dan celana, Fiki Chikara Satari, Helvi, dan Colay, akhirnya mengusung merek Airplane. Dengan modal awal Rp 300 ribu, mereka pasarkan kaos buatan sendiri itu di lingkungan terbatas.

“Awalnya hanya mulut ke mulut antar teman. Produksi kami pun hanya terbatas, paling beberapa stel kaos. Eh ternyata banyak yang suka, akhirnya kami titipin ke distro-distro milik teman,” ujar Fiki yang memulai usahanya 10 tahun yang lalu.

Melihat animo yang bagus, akhirnya pada 2001 atau tiga tahun setelah usahanya dirintis, Fiki dan dua sahabatnya menyewa sebuah tempat di Jalan Aceh 44. “Sewa awalnya dulu hanya Rp 6 juta per tahun, sekarang sudah Rp 60 juta per tahun,” ungkapnya.

Tidak hanya memproduksi T’shirt dan celana, jaket, sweater, topi, dan sepatu pun mulai dirambah Airplane. “Tapi ingat, kami ini jualan merek bukan hanya fashion. Merek bagi distro adalah identitas,” ujar Fiki.

Menurut Fiki, bertahan selama 10 tahun memang bukan hal yang mudah di tengah-tengah persaingan antara factory outlet dan mall-mall di Bandung. “Distro sendiri jumlahnya sudah mencapai 300-an. Biar merek kami tetap bisa eksis, kami harus melakukan inovasi terus,” ujarnya. Kini Airplane telah memasok ke 94 distro yang ada di Indonesia.

Sejak 2007, kata dia, Airplane memakai konsep season. Setiap empat bulan satu kali, dibuat tema khusus. “Untuk season awal tahun ini adalah ’seduce you good’. Kami ingin menjadikan awal tahun ini sangat menggoda, tentunya dalam konotasi yang baik,” tuturnya.

Tetap dengan mengusung model yang simpel, T’shirt, celana denim, hingga jaket semua dibuat sedikit ‘menggoda’. Menurut Direktur Kreatif Airplane Gino Herriansyah, warna yang mendominasi pada season kali ini adalah biru, merah, dan kuning. “Dengan adanya tema, memudahkan kami pada saat promosi,” cetus Gino.

Fiki menambahkan salah satu cara agar Airplane tetap eksis adalah menjadi sponsor band-band lokal, seperti the Sigit.”Kami menjadi sponsor bagi The Sigit yang akan konser di Texas pada Maret 2008 nanti,” ujar Fiki.

Bahkan untuk pemasaran produk Airplane, Fiki membuat terobosan baru dengan sistem pembelian online melalui website. “Yang pesan dari luar negeri banyak, seperti dari Finlandia, Australia, Filipina, Belanda dan juga Amerika,” ujarnya bangga.

Kini jumlah karyawan Airplane sudah mencapai 54 orang. Dengan keseriusan dan inovasi yang terus diasah, Fiki optimistis usahanya akan tetap bertahan di tengah persaingan usaha yang sudah tidak ramah lagi.

OFFICE

Jl. Titiran No. 7 Bandung 40133
Jawa Barat, Indonesia
Ph/fax : +6222 2531340
E-mail : contact@airplanesystm.com

SPACE SHOP

Jl. Aceh No.4 Bandung 40119
Jawa Barat, Indonesia
Ph : +6222 4210092
E-mail : spaceshop@airplanesystm.com

AB1 (Air Bus One)

Jl. Sultan Agung Bandung
Jawa Barat Indonesia
Ph : +6222 91812093
E-mail : ab1@airplanesystm.com

Sumber: http://www.distrobandung.com/
http://www.airplanesystm.com/



Sabtu, 27 Maret 2010

SKATERS forhardcoreriders (Clothing)



Skaters di dirikan pada tahun 1992 dengan busines core berupa bags, cloting, accescories yang di butuhkan oleh anak-anak muda untuk kegiatan olah raga skateboard dengan di padukan oleh gaya berpakaian 'street wear look'. Pada awalnya didirikan SKATERS forhardcoreriders , masih merupakan home industri. Namun demikian, seiring berjalannya waktu dan peningkatan kualitas seluruh komponen industri, seperti informasi management, sumber daya manusia, serta di dukung oleh Information Tecknology, maka pada saat ini SKATERS forhardcoreriders terus berusaha untuk menjadikan produknya, sebagai market leader di bidang 'main street wear'.

OFFICE

Babakan Ciamis 37 Bandung
Ph: +622 4205087

STORE

Jl. Merdeka No. 56, Bandung Indah Plaza (BIP) Lt1
Bandung
PH: 0224218210

SHOP

Jl. Cihampelas #155 A Bandung

Jl. Ciguriang # 10 Bandung

Jl. Sumatra # 31 ( New 18 Park ) Bandung

Jl. Kopo Sayati #161 A Bandung

Jl. Lembang #232 Bandung

Jl. Bayangkara #308 Ciwidey

Jl. RE. Martadinata #12 Sukabumi

Sumber: http://skaters.co.id/







BLACK ID (Clothing)



Black Id lahir pada tanggal 9 Pebruari 2004, dari kebutuhan akan sebuah identitas. Identitas yang dibutuhkan sebagai penyampai pesan dari komunitas musik di Bandung, yang mulai menunjukkan eksistensinya sebagai salah-satu kekuatan musik di Indonesia.

Pada masa itu Black Id tampil beda dengan membawa konsep fashion yang mengangkat gaya-gaya fashion asli Indonesia yang dikemas dalam gaya-gaya STREET-W EAR. Konsep baru Black Id tersebut ternyata diterima positif oleh pasar yang akhirnya berkembang menjadi jalinan yang lebih luas dan intens dengan melibatkan pihak-pihak media. Moment itu kemudian meredefinisi bagaimana sebuah bisnis fashion lokal atau distro dijalankan. Yaitu dengan menciptakan sebuah network atau jaringan kemitraan yang saling menguntungkan. Fungsi network sebenarnya adalah untuk menjembatani kebutuhan pasar dan tentunya untuk menyebarkan konsep fashion yang membawa pesan-pesan Indonesia.

SHOP
Jl. Belitung No. 3, Bandung
Jl. Buah Batu No. 269, Bandung
Jl. Cigurian No. 7 (near Mc Donalds King Plaza II Kepatihan)
Jl. Riau No. 18, Bandung
Jawa Barat, Indonesia
Ph/Fax: 0813 2020 6060 / 022 4262898

Sumber: http://blackidclothing.com/





Jumat, 26 Maret 2010

Alamat-Alamat Distro and Clothing di Indonesia


10DENCIES
JL. Bintaro Utama I J3 No.11 Sektor I Bintaro Jaya Jakarta Selatan
Contact : 021 7358204 Fax. 021 7358204
email : tendenciesmail@yahoo.com

ANTI BEAUTY
Jl. Mutiara IV No. 16 Buahbatu Bandung
Contact : 022 70771361 Fax. 022 7307784
email : info@anti-beauty.com

AIRPLANE SYSTM
Jl. Aceh No. 44, Bandung
Contact : 022 4210092 Fax. 022 4210092

ARENA STORE
Jl.Dago NO 207, Bandung
Contact : 022 2506444 FAX 022 2500864
email :arena_experience@hotmail.com

ATOMIC
Jl. Pandan No. 8 Surabaya
Contact : Yasin a.k.a Kancil 081332633124 ato starone 031-60763074

BABO
Jakarta Jakarta
Contact : +62 81 384808480
email : babohood@yahoo.com

BADGER INV
Jl. Mutiara IV No. 16, Buahbatu, Bandung
Contact : 022 70771361 Fax. 022 7307784
email : info@badgerinvaders.com

BADSICKNAL
Jl. Imam Bonjol Gg. Tanjung Sari kanan No. 28 Pontianak 78124
Contact : 081352099997 an Ulla Asri

BILLIST WARDROBE
Jl. Kh Wahid Hasyim III/9a (Depan SMUN 2)
Sumenep Madura

BLACK ID
Jl. Belitung No. 3, Bandung
Jl. Buah Batu No. 269, Bandung
Jl. Cigurian No. 7 (near Mc Donalds King Plaza II Kepatihan)
Jl. Riau No. 18, Bandung
Jawa Barat Indonesia
Contact : 0813 2020 6060, 022 4262898

BLANKWEAR
Jl. A.H. Nasution Km 9 No. 1, Ujung Berung, Bandung
Contact : 0227805457
email : info@blank-wear.com

BLAZE DISTRO
Jl. Aceh No. 40 Bandung
Jl. Tirtayasa No.6 Bandung
Contact : 022 91687739

BLOOP
Jl. Tebet Utara Dalam No. 22 Jakarta Selatan
Contact : +62 21 8291479
Email : bloopbange2@hotmail.com

CANNIZARO
Jl. Tole Iskandar No. 2 RT 06/01, Depok 16411
Contact : 085219929841

CELTIC
Jl. Setiabudhi No. 56 Bandung
Contact : 0222038668 Fax. 0222038668
Email : info@monikceltic.com

CHAPTER 9
Jl. Kh Noer Alie #35-37 Komplek Ruko LIA Kampung Dua Kalimalang Bekasi
Contact : 021 88850928 Fax. 021 88850928
Email : info@Chapter 9.co.id

COSMIC
Jl. Aceh No.105 Bandung
Contact : 0224237458 Fax. 0224237458
Email : cosmicclothes@yahoo.com

DIXXIE SHPHOUSE
Jl. Putrichandramidi(podomoro) No. 33AB
Pontianak, Kalimantan Barat 78116

D’LOOPS
Jl. Riau 110 pav , Bandung
Contact : 022 4261642
Jl. Geusanulun, No. 1 Sultan Agung, Bandung
Contact : 022 4206480
Office : Jl. H. Mesri No. 54A/6B, Bandung
Contact : 022 70840311
email : luv_dloops@hotmail.com

EAT 347
Jl. Trunojoyo No.4, Bandung Jawa Barat
Contact : 022 4200515

ELEVATE WEAR CO.
Jl. A. Yani No. 38 Padang.
Contact : 0751-20908

EMBRYO
Jl. Hasanuddin No. 1 Denpasar
Contact : 081337240008

ENDORSE
Jl. Tebet Utara Dalam No. 5 Jakarta Selatan
Contac t : +62 21 837 92616

EQUALNINE
Jl. Jendral Sudirman No. 44b Enggal – Bandar Lampung
Jl. Hoscokro Aminoto No. 3/116 Rawalaut – Bandar Lampung

FIREBOLT
Cihampelas Walk , Young Street SG-28, Bandung
Contact : 022 2061136
Jl. Prabudimuntur No. 4 Dago, Bandung
Jl. Benda Raya No. 14 C, Kemang, Jakarta Selatan
Contact : 021 78846520
Jl. Kaliurang, Km. 5,2, Yogyakarta
Jl. Wilis, No. 25 Malang
Website : www.frblt.com

FLASHY
Jl. Dipatiukur No. 1, Bandung
Contact : 022 2508393
Email : flu@bdg.centrin.net
Website : www.flashyliquid.com

FREEFLOW
Jl. Bangka Raya No.35c Jakarta Selatan 12720
Contact : 085691799950

FUKKABILITY
Jl. Hasanudin Gg.III (Utara Perempatan Purwosari), Purwosari, Solo.
Contact: aam (08562828294)
Email : aamsaja@yahoo.com

GAZE
Jl. Bandung
Contact : 022 Fax. 022
Email : gazeclothco@yahoo.com

GEEEIGHT
Jl. Progo No. 3 Bandung
Contact: 022 4267686 Fax. 022 4267686
email : info@geeeight.com

HORNY
Jl. Cibeunying Kolot No.84 Cigadung selatan BANDUNG
Contact : 022 2517258 Fax. 022 2517258

INFAMOUS
Jl. Aceh No. 105 Bandung
Contact : 0224237458 Fax. 0224237458
email : cosmicclothes@yahoo.com

INVICTUS
official store #1
Jl. Pagergunung No. 13 Dago, Bandung
Contact : 022-2504407
official store #2
Jl. Trunojoyo No. 6 Bandung
Contact : 022-4220376

INVT
Jl.Pisang Mas I no9. Harapan Baru, Bekasi
Contact : 085697585904 / 021-91390182

JAIL BODY INSIDE
Jl. Batununggal Indah Raya I, No. 10, Bandung
Contact : 022 7502019 (hunting) 91360699

JEJAK SHOP
Jl. Dipatiukur No. 66 F Bandung
Contact : 022-2503754 Fax. 022-2503754
email : info@jejakshop.com

MAILBOX
Jl. Gejayan 55, Paviliun Yogyakarta
Contact : 081227446680

MIGHTY INDUSTRIES
18th Park
Jl. Riau 18 Bandung

MONDAY
Nusa Indah Barat Blok C.ext 2/35
Cengkareng, Jakarta Barat 11750
Contact : 021 541 5427
Email : mondayclinic@yahoo.com

MONIK
Jl. Setiabudhi No. 56 Bandung 40141
Contact : 0222038668 Fax. 0222038668
Email : info@monikceltic.com

MOLY
Jl. Raya Seturan No. 367b Puluh Dadi, Sleman, Yogyakarta
Contact : .02747801355
Email : Moly_jogja@yahoo.co.id

MOOSE
Jl. Bumi No. 17 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
Contact : 021 7395302 Fax. 021 5254659
Email : moosecloth@yahoo.com

MORUKA
Jl. Merak No.4 Bandung
Contact : 022 91888538 Fax. 022 91888538
email : contact@moruka.com

NARCISM
Jl. Barito 1 no.7
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130
Contact : 0811 170 075

NO LABEL STUFF
Jl. Trunojoyo No. 8, Bandung
Contact : 022 4204455
email : nolabelstuff@yahoo.com

OINK THE PIGGEST COMPANY
Jl. Banda No. 23, Bandung
Contact : 022 2515890
email : oinkco@yahoo.com

ORDER CLOTHING
Jl. Wartawan II No. 4 Bandung
Contact : 022-7321712 Fax. 022-7321712
email : info@orderockers.com

ORO
Jl. Trunojoyo 23 Bandung
Contact : 022 70156365 Fax. 022 70156365

OUVAL RESEARCH
Jl. Buah Batu No.64 Bandung
Jl. Tebet Utara No. 26, Jakarta Selatan
Contact : 022 7306697 Fax. 022 7306697
email : info@ouvalresearch
website : www.ouvalresearch.com

PLANETMUSHROOM
Jl.Delima Raya – Perumnas Klender
Jakarta Timur

PREMIUM NATION
Jl. Pulau Asem Raya No. 8, Rawamangun, Jaktim 13220
Contact : 021-4895987 / 08128110191

REDDOOR
Jl. Gejayan 7A, Mrican, Komplek Yuyu Kangkang, Yogyakarta
Contact : 081328184870

ROWN SHOP
Jalan Adisucipto No. 1, Manahan,
Surakarta, Indonesia
Contact : +6285647376960 / 62271726903
Website : www.rowndivision.com

SCREAMOUS
Jl. Pasang No. 37 Bandung
Contact : 022-911 62 277 Fax. 022-727 1951
email : info@screamous.com

SEEPHYLLIZ INFECTION ROOM
Jl. Sultan Agung No.7 Bandung
Contact : +628562958513
Website : www.seephylliz478.com

SILVERSIDE
Comp. Pasir Pogor Indah
Jl. Pasir Suci Barat No. 16, Ciwastra Buah-Batu, Bandung
Contact : 022 756874 / 081384100741
Email : www.silverside_686@yahoo.com

SIPPIRILLI MONZSTER STORE
Jl. Cendrawasih No.31, Jogjakarta
Contact : +628562958513

SIZE BLOCUS
Jl. Sultan Hasanuddin 114, Tipulu, Kendari
Sulawesi Tenggara
Email : size_distro@yahoo.com
Contact : 0811404737

SKATERS
Bandung Indah Plaza (BIP) Lt1 Jl. Merdeka No. 56 Bandung
Contact : 0224218210

SLACKERS
Jl. Ring Road Utara, Maguwoharjo #08, Yogyakarta
Contact : 0274 4332222
Website : www.slackerscompany.com

STARCROSS
Jl. Cendrawsih No.27 A, Demangan, Yogyakarta
Contact : 081931708049 / 0274-7002650
Website : www.starcrosswardrobe.com

STAR SEEKER
Jl. Nilem II, No. 6 Buah Batu, Bandung
Contact : 022 7306525 , 08122055626 , 022 91196626
Fax : 022 7303268
email : artblockmail@yahoo.com

STRUGGLE
Jl. Kotabaru Raya No. 34 Bandung
Contact: 022 5229990 Fax. 022 5229990
email : Strugglesyndicate@yahoo.com
S.U.S ( SQUAD URBAN STREETWEAR )
Jln.jembatan merah no.103 prayan kulon,gejayan.jogjakarta
Contact: 085228106346

SUICIDE – ANTHEM
Jl. Sedap Malam No:15A
Galaxy – Bekasi
Jawa Barat
Email : suicide_atm@yahoo.com

VEYNOM
Jl. Trisatya No. 6 jembatan 2 Bumi Bekasi Baru (depan BBC)
Rawalumbu – Bekasi Timur

VOCUZ EVOLUTE
Jln. Geusan Ulun No. 1 Sultan Agung, Bandung
Contact : 08122165130

WADEZIG!
Jl. Hassanudin No. 10, Bandung
Contact : 0222506145 Fax. 0222506145
email : wadezig@proyekimagi.com

WANBAIWAN
Alfamart Kemanggisan III, Kemanggisan No. 58, Jakarta Barat
Contact : +62 812 966 7950
email : wanbaiwanwildwest@yahoo.com

ZIGZAG PROJECT
Jl. Pejuang Raya Blok H No. 45 Harapan Indah Bekasi
Contact : +62 21 30848845

Sumber: http://cannizaro.wordpress.com/

ANONIM WARDROBE (Distro)



Bermula dari hobi menonton film dan mendengarkan musik, maka pada September’99 dibukalah sejenis toko yang menjual merchandise film import , seperti poster dan t-shirt dari grup band / film yang sedang terkenal saat itu. Sebagai strategi untuk mengisi toko, ANONIM WARDROBE menemukan beberapa pioneer clothing company lokal untuk bergabung , serta menjual juga kaset-kaset dan tshirt-tshirt dari beberapa grup musik underground Bandung

Tidak jelas siapa yang memulai, akhirnya ANONIM disebut orang sebagai distro, yang merupakan singkatan dari distribution store. Distro tidak sama dengan FO, karena distro lebih unggul dalam segi eksklusivitas dan kreativitas. Mass product dan penjualan produk sisa eksport merek terkenal dari luar negeri yang menjadi andalan FO sama sekali ditabukan di distro. Distro dengan clothing juga tidak sama, karena distro adalah merupakan toko yang menjual produk dari hasil clothing , sedangkan clothing adalah usaha yang mengeluarkan produk-produk dengan desain kreatif seperti tshirt, jaket, tas, ataupun berbagai macam asesoris seperti dompet, topi, stiker, sandal ,pin dll. Singkatnya, distro adalah si toko, sedangkan clothing adalah di produsen.

Dengan mengusung tagline “I’m Not a Fashion Victim”, ANONIM berusaha membuat anak muda untuk menjadi leader, not follower, khususnya dalam cara berbusana dan gaya hidup, jangan mau menjadi korban keseragaman , dan menjadi tidak takut jika berbeda dengan orang lain.

Dengan didukung oleh hampir 100 merek clothing top dari Bandung dan Jakarta dan ratusan produk merchandise band seperti tshirt, topi, kaset atau cd dari band indie , majalah, buku, vcd/dvd ANONIM menyediakan berbagai macam produk dengan patokan harga mulai dari Rp 1.500,00 hingga Rp 300.000,00. Oleh karena itu di ANONIM selalu ada ratusan barang baru di setiap minggunya

Sebagai salah satu distro terlengkap yang ada di Indonesia khususnya kota Bandung, ANONIM sejak tahun 2007 pindah ke lokasi yang lebih besar (150 m2) dan strategis, yaitu di jalan Teuku Umar 9 Dago (Rumah Sakit Borromeus-Unpad) , Bandung dengan jam operasional antara 10.00 – 20.00.

STORE
Jl. Teuku Umar 9 Dago (RS.Borromeus-Unpad),
Bandung , Indonesia
Ph: +62 022 2504340, 2501332








RIOTIC, dari Studio Musik ke Distro




Bandung - Sejarah berdirinya distro atau industri clothing di Bandung cikal bakalnya berasal dari industri musik, khususnya musik indie. Begitupun dengan distro yang bisa dikatakan senior ini, Riotic, didirikan di tahun 1996. Awalnya adalah salah satu recording company di kota Bandung.

Menurut Pemilik Riotic, Dadan Ruskandar yang biasa disebut Ketu (dari kata ketua), terbentuknya Riotic awalnya dari kumpulan anak-anak muda Bandung yang biasa bermusik dengan genre punk rock yang tergabung dalam Hijau Enterprise. Keinginan untuk mendokumentasikan musik itulah yang memicu didirikannya industri rekaman label Indie dengan nama Riotic.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan sebagai kondisi cheos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turttle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album Bandung Burning yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan masih dicari sampai sekarang. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Tak hanya band-band lokal yang dirilis Riotic Record tapi juga band-band indie dari luar negeri. Misalnya dari Belanda, Amerika, dan rata-rata negara di Eropa.

Banyak dari para penggemar musik punk rock tersebut menanyakan merchandise band, maka pada tahun 97 didirikanlah distro Riotic. Menurut Dadan, pada saat itu distro yang ada di kota Bandung baru Riotic dan Harder. Hampir 70 persen dari produk-produk Riotic adalah merchandise band-band musik indie, dimana mayoritas merupakan band lokal Bandung.

Sehingga image sebagai distro yang menjual merchandise band lokal indie seluruh Indonesia melekat di Riotic. Bahkan, salah satu band ternama tanah air, Peterpan menitipkan merchandisenya di tempat ini.

Tak hanya t'shirt juga CD, kaset, topi, pin dan lain-lain. Harga t'shirt berada di kisaran Rp 55-85 ribu, kaset Rp 12-18 ribu, topi Rp 60-65 ribu, pin Rp 5 ribu- Rp 7500. Riotic memproduksi cukup sedikit dalam memproduksi. Dalam satu kali produksi satu design hanya 30 pieces. Itupun tidak ada pengulangan produksi di kemudian hari.

Lokasi Riotic berpindah-pindah dari mulai Cijerah, Cicadas belakang BIP, Dago sampai akhirnya ditahun 2007 memilih Jl Sumbawa No 61. Dalam satu kawasan terdiri atas distro, tempat recording dan latihan serta kantin. Beberapa tempat duduk di sediakan di bagian depan. Setiap harinya Riotic ramai dikunjungi. Entah itu oleh anak band yang latihan ataupun sekedar kongkow hingga yang belanja. Terlebih ketika para pengunjung tahu kalau band-band ternama Bandung seperti Burgerkill, Jeruji, Pure Saturday melakukan latihannya di tempat ini.


STORE
Jl. Sumbawa 61,
Bandung, Indonesia, 40113
Ph: 022 70810550

Sumber: http://bandung.detik.com/
http://www.rioticdistro.blogspot.com/

Sejarah Distro di Bandung




Di Kota Bandung – bagi sebagian masyarakatnya – keberadaan berbagai t-shirt seperti yang diperbincangkan di atas bisa jadi merupakan satu hal yang lazim. Demikian juga dengan keberadaan geng motor tua, sepeda bmx, penggemar musik hip-hop, musik elektronik, break dance, hardcore, grindcore, sampai dengan komunitas penggemar musik punk yang tersebar di beberapa tempat di sekitar pojokan kota. Dengan penampilan yang spesifik, beberapa kelompok ini menyebar di sekitar kampus-kampus, pojok-pojok jalan, diskotik, bar, daerah pertokoan, kamar kost, rumah kontrakan, shooping mall, dan lain sebagainya. Di malam Minggu, beberapa komunitas ini biasanya terlihat di sekitar Jalan Dago, Gasibu, BIP, Cihampelas, sampai Jalan Braga. Di Bandung, kebanyakan orang tampaknya memang masih punya banyak waktu luang untuk memikirkan beberapa hal yang mendetail dalam kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa hal detail yang kemudian bermuara pada beragam kecendrungan akan gaya hidup, perilaku, dan berbagai aliran pemikiran.

Dadan Ketu, sebutlah demikian. Terlahir di Kota Bandung . Pemilik nama ini bukanlah figur yang asing lagi bagi mereka yang akrab dengan komunitas underground Kota Bandung di era pertengahan ‘90-an. Bersama 8 orang temannya, pada sekitar tahun ‘96 ia berinisiatif untuk membentuk sebuah kolektif yang kini dikenal dengan nama Riotic. Melalui ketertarikan akan satu model ideologi yang sama, komunitas ini kemudian mulai memproduksi musik rilisan mereka sendiri, yang kemudian berkembang menjadi sebuah toko kecil yang menjual segala macam pernak-pernik dari mulai kaset, merchandise band, t-shirt dan lain sebagainya.

Lain lagi dengan Dede, yang bersama keempat temannya mendirikan sebuah distro(2) yang bernama Anonim pada tahun 1999. Terutama karena ketertarikan pada musik dan film, kelompok ini kemudian mulai menjual t-shirt yang dipesan secara online melalui internet. Kini selain menjual barang-barang import, mereka juga menjual kaset-kaset underground dan produk-produk dari label clothing lokal, yang konon kabarnya mencapai sekitar 100 label clothing yang muncul bergantian seperti cendawan di musim hujan. Menurutnya, penjualan produk lokal meningkat jumlahnya setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1996, yang menyebabkan harga barang impor meningkat dan semakin sulit didapat.

Riotic dan Anonim, dua nama ini adalah sedikit dari deretan nama-nama seperti, Harder, Riotic, Monik Clothing, 347 Boardrider & Co., No Label Stuff, Airplane Apparel System, Ouval Research, dan lain sebagainya. Sejak pertengahan ‘90-an, di Kota Bandung memang bermunculan beberapa komunitas yang menjadi produsen sekaligus pelanggan tetap beberapa toko kecil - sebutlah distro - yang menjual barang-barang yang tidak ditemui di kebanyakan toko, shooping mall, dan factory outlet yang kini juga tengah menjamur di Kota Bandung. Berbekal modal seadanya, ditambah dengan hubungan pertemanan dan sedikit kemampuan untuk membuat dan memasarkan produk sendiri, kemunculan toko-toko semacam ini kemudian tidak hanya menandai perkembangan scene anak muda di Kota Bandung, tetapi juga kota-kota lain semisal Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dsb.

Reverse: Markas Kecil di Sukasenang
Adalah Reverse, sebuah studio musik di daerah Sukasenang yang kemudian dapat dikatakan sebagai cikal bakal yang penting bagi perkembangan komunitas anak muda di Kota Bandung pada awal era ‘90-an. Di awal kemunculannya pada sekitar tahun ‘94, semula Richard, Helvi, dan Dxxxt (3 orang pendiri pertama dari Reverse), hanya memasarkan produk-produk spesifik yang terutama diminati oleh komunitas penggemar musik rock dan skateboard. Dapat dikatakan, komunitas ini kemudian merupakan simpul pertama bagi perkembangan komunitas ataupun kelompok subkultur anak muda pada saat itu. Ketika semakin berkembang, Reverse kemudian menjadi sebuah distro yang mulai menjual CD, kaset, poster, artwork, asesoris, termasuk barang-barang impor maupun barang buatan lokal lainnya.

Kemudian bermunculan sederet komunitas baru yang lebih spesifik lagi. Dari yang semula hanya didatangi oleh penggemar musik rock dan komunitas skateboard, Reverse mulai didatangi oleh beberapa kelompok yang berasal dari scene yang lain. Dari yang meminati musik pop, metal, punk, hardcore, sampai pada kelompok skater, bmx, surf dan lain sebagainya. Belakangan, nama Reverse bermutasi menjadi Reverse Clothing Company, yang sekarang ini dikelola oleh Dxxxt. Menurut Richard, selain karena musik rock dan skateboard, saat itu kemunculan beragam komunitas semacam ini juga didorong oleh keberadaan beberapa film seperti The Warrior (Walter Hill/1979), BMX Bandit (Brian Trenchard-Smith/1983),Thrashin (David Winters/1986), Gleaming The Cube (Graeme Clifford/1989), dan film-film sejenis yang bercerita mengenai berbagai macam komunitas anak muda di Barat (Eropa Barat & Amerika).(3)

“Dulu gua kalo mau nyari posternya Frank Zappa nggak mungkin dapet di tempat lain, pasti gua nyarinya ke Reverse!”, ujar Edi Khemod yang merupakan drummer band cadas bernama Seringai, sekaligus seorang penulis, produser rumah produksi Cerahati dan juga salah seorang anggota dari Biosampler; sebuah kelompok seniman multimedia yang sering muncul dalam aktifitas artistik di club scene kota Bandung dan Jakarta. Kebutuhan yang spesifik semacam inilah yang kemudian tertularkan pada beberapa komunitas dan distro-distro pada generasi sesudahnya. Kembali menurut Richard, menurutnya mereka yang datang ke Reverse itu kebanyakan mencari barang yang tidak terdapat di toko, shooping mall, atau departemen store. Hal ini juga diakui oleh Dadan dan Dede. Menurut mereka rata-rata yang datang ke distro itu orang-orang yang punya kebutuhan spesifik yang berbeda dengan kebutuhan orang kebanyakan. “Karena itu mereka mencari sesuatu yang lain, yang sulit ditemukan di wilayah-wilayah yang lebih mapan”, ujar Richard dalam sebuah wawancara. Untuk saya sendiri hal semacam ini tentu saja dapat dikatakan wajar. Kebanyakan anak muda memang punya tabiat untuk selalu mencari pengalaman yang baru dan berbeda.

Tampaknya dari kondisi yang spesifik semacam inilah, dinamika perkembangan industri musik, termasuk perkembangan fashion anak muda di Bandung selalu menemui banyak pembaharuan. Dari mulai jaman celana jeans di Jalan Cihampelas, tas ransel Jayagiri, jaman kaos oblong C-59, clothing lokal, band-band underground, distro, dan seterusnya sampai sekarang. “Perjumpaan yang terus menerus dengan hal/orang/barang yang sama, kadang-kadang menimbulkan perasaan jenuh/bosan/muak; bila tak tertahankan lagi, orang ingin keluar/melepaskan diri dari situasi itu: ingin tampil beda.” Demikian urai Yuswadi Saliya, seorang arsitek yang tinggal di Bandung ketika membalas pertanyaan dalam email saya untuk kasus ini. Saya pikir demikianlah adanya, Kota Bandung memang memiliki segudang rutin yang memaksa setiap warganya untuk terus bergerak mencari sesuatu yang baru dan berbeda. Kini beragam komunitas anak muda di kota Bandung terus bermunculan. Tidak lagi di Sukasenang, tetapi juga menyebar ke seluruh pelosok kota, mulai di bilangan Jalan Setiabudi (Monik/Ffwd Records), Citarum (347/EAT – Room No. 1), Moch. Ramdan (IF), Balai Kota (Barudak Balkot), Sultan Agung (Omuniuum), Saninten (Cerahati/Biosampler), Kyai Gede Utama (Common Room/ tobucil/Bandung Center for New Media Arts dan Jendela Ide), sampai ke daerah Ujung Berung (Ujung Berung Rebel/Homeless Crew), dsb.

“Karena Bandung kotanya kecil, jadi mau ngapa-ngapain gampang…lagian orang-orangnya juga kekeluargaan, cair banget, baturlah, semua dianggap sama.” Ujar Dede pada suatu kesempatan. Hal ini juga kembali disepakati oleh Dadan Ketu. Menurutnya, mereka yang berusaha di bidang clothing lokal tidak menemui kesulitan yang berarti ketika mereka harus berproduksi. “Mau cari bahan gampang pisan, tinggal ke Jalan Otista, Tamim, Cigondewah, Cimahi, Majalaya, terus tukang nyablon juga di sini mah banyak pisan, jadi nggak susah.”, jelasnya.

Paska 1990: Desa Global, GMR, dan MTV
Tidak hanya di era ‘90-an – apabila kita lihat beberapa catatan di atas – sejak awal kemunculannya harus diakui Kota Bandung memang banyak menerima pengaruh dari Barat (Eropa Barat & Amerika). Namun, pada periode berikutnya tidak dapat dipungkiri kalau ada pengaruh lain yang tak kalah penting bagi perkembangan scene anak muda di Bandung, yaitu media. Sebagai contoh di bidang musik misalnya, melalui tangan dingin seorang Samuel Marudut (alm.), pada tahun ‘92-an sebuah radio yang bernama GMR menjadi satu-satunya radio di Indonesia yang membuka diri untuk memutarkan rekaman demo dari band-band baru yang ada di kota ini, sehingga ikut memicu pertumbuhan scene musik yang ada pada saat itu. Selain memicu pertumbuhan komunitas musik di Kota Bandung, radio ini juga ikut mempopulerkan keberadaan beberapa band yang berasal dari luar kota Bandung.

Selain itu, perkembangan di bidang teknologi media & informasi juga secara radikal mampu mendorong perkembangan budaya kota di Bandung kearah yang lebih jauh. Salah satu contohnya adalah perkembangan teknologi rekaman yang memungkinkan band-band baru merekam musik mereka dengan menggunakan komputer, sehingga tidak lagi harus bersandar pada industri mainstream & produk impor. Saat ini, industri musik di Bandung sudah biasa diproduksi di studio-studio kecil, rumah, maupun di kamar kost. Selain itu, perkembangan di bidang teknologi informasi juga memudahkan setiap komunitas yang ada untuk berhubungan dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Melalui jaringan internet yang sudah berkembang sejak tahun 1995-an, Kota Bandung saat ini sudah menjadi bagian dari jaringan virtual yang semakin membukakan pintu menuju jaringan global.

Kehadiran MTV pun setidaknya memiliki peran yang tidak sedikit, karena melalui stasiun inilah beberapa band underground Bandung mendapat kesempatan untuk didengar oleh publik secara lebih luas. Selain itu, para presenter MTV siaran nasional pun tidak segan-segan untuk memakai produk-produk dari clothing lokal yang berasal dari Kota Bandung, sehingga produk mereka menjadi semakin populer. Dampaknya tentu saja tidak kecil. Selama beberapa tahun terakhir warga Kota Bandung mungkin sudah mulai terbiasa dengan jalan-jalan yang macet pada setiap akhir minggu. Selain menyerbu factory outlet, para pengunjung yang datang ke Kota Bandung pun biasanya ikut berbondong-bondong mendatangi distro-distro yang ada, sehingga memicu pola pertumbuhan yang penting, terutama dari segi ekonomi.

Melalui keberadaan beberapa komunitas anak muda yang senantiasa menyediakan barang-barang yang mereka produksi secara mandiri, setidaknya kita dapat melihat berbagai kumpulan tanda yang baru yang berbeda dengan masa sebelumnya. Apabila pada masa sebelumnya komunitas anak muda di Bandung sangat bergantung pada industri mapan dan berbagai produk impor, saat ini beberapa komunitas yang ada sudah mampu memproduksi kebutuhan mereka secara independen. Dalam beberapa kesempatan, wacana budaya perlawanan (counter culture) pun kerap mewarnai keberadaan komunitas ini. Diantara beberapa perilaku komunitas anak muda yang disebutkan tadi, setidaknya kita bisa melihat ini sebagai sebuah sikap politik yang membangun bentukan watak yang khas. Bagi beberapa komunitas anak muda di Bandung, musik dan fashion saat ini bukan lagi hanya sekedar trend. Musik dan fashion dapat juga dilihat sebagai bentuk ekpresi kemandirian politik yang mampu mengakomodasi berbagai aspirasi personal yang mereka miliki. Untuk itu, saya rasa dalam konteks perbincangan mengenai perkembangan kelompok subkultur di kota Bandung, sebetulnya musik dan fashion juga dapat dilihat sebagai instrumen yang mampu menjelaskan berbagai pandangan dan perbedaan yang menyertai keberadaan komunitas-komunitas ini.

Pertumbuhan yang pesat yang sangat ditunjang oleh keberadaan beberapa media seperti stasiun TV, radio, majalah, fanzines, dan terutama internet, terus saja mendorong perkembangan komunitas anak muda di Bandung. Selain semakin memperjelas keberadaan beberapa komunitas yang ada, kemunculan berbagai macam media juga menambah perluasan jaringan sampai ke kota-kota lain di luar Bandung, malah sampai ke luar negeri. Ketika mulai merilis kaset dibawah label 40124 pada pertengahan ’90-an, Richard mengaku pernah mendapatkan pesanan kaset rilisannya dari seorang penggemar musik-musik underground dari Jepang, yang kebanyakan memesan melalui internet. Lewat label 40124 ini, pada tahun 1996 Richard juga sempat merilis album kompilasi legendaris yang diberi judul “masaindahbangetsekalipisan”, yang berisi kumpulan lagu dari beberapa band lokal seperti Full of Hate, Rotten to The Core, Sendal Jepit, Cherry Bombshell, Puppen, Balcony, dsb. Sementara itu, Dadan Ketu menyatakan kalau sekarang ini memang sudah sangat biasa kalau ada salah seorang pengunjung distro di Bandung datang dari luar negeri, semisal Singapura atau Malaysia. “Mereka datang biasanya langsung ngeborong, bawa kaset 100 biji untuk dijual lagi di negeri asalnya, ada yang bayar kontan, ada juga yang nyicil,” ujarnya.

Wujud dari terbentuknya jaringan yang meluas ini sebetulnya sudah semakin terasa sejak tahun ‘97. Pada bulan Agustus 1997 sebuah label rekaman punk dari Perancis yang bernama Tian An Men 89 Records merilis sebuah kompilasi yang berjudul “Injak Balik! a Bandung HC/Punk comp”. Kompilasi ini didukung oleh sejumlah band Bandung seperti Puppen, Closeminded, Savor Of Filth, Deadly Ground, Piece Of Cake, Runtah, Jeruji, Turtles Jr, dan All Stupid. Kebanyakan subject matter dari musik dalam album kompilasi ini berisi berbagai statemen politik yang disampaikan secara lugas oleh setiap band yang ikut terlibat di dalam proyek ini. Tidak hanya berhenti di situ, pada tahun 1999, label lokal yang bernama FastForward Records kemudian merilis beberapa album dari band yang berasal dari luar negeri seperti The Chinkees (Amerika), Cherry Orchard (Perancis), 800 Cheries (Jepang), dan lain sebagainya. Menurut Marin, salah seorang pendiri dari FastForward Records, setidaknya media-media komunikasi seperti internet, mesin fax dan jaringan telepon punya andil besar dalam proses produksi album dari band-band ini. Sekarang, label lokal yang merilis musik yang berasal dari luar negeri sudah bukan barang yang aneh lagi. Malah, beberapa band lokal di Bandung juga sudah banyak yang berkesempatan dirilis oleh label di mancanegara. Beberapa diantaranya adalah Homicide, Domestik Doktrin, Jasad, dsb.

Perluasan jaringan yang mempertautkan perkembangan di bidang musik dan fashion dengan perkembangan media dan teknologi informasi ini setidaknya melahirkan sebuah kombinasi perkembangan (kebudayaan) yang baru, baik dari segi ideologi sampai pada manifestasinya dalam pola kehidupan sehari-hari sebagian komunitas anak muda di Bandung. Hal ini menunjukan bahwa bagaimanapun perkembangan yang ada di kota Bandung tidak dapat dipisahkan begitu saja dengan setiap gejala perkembangan di tingkat global. Seiring dengan perkembangan jaman, sampai saat ini scene anak muda di Kota Bandung masih terus tumbuh untuk terus melengkapi pola perkembangannya dengan wajah dan berbagai versinya yang baru. Jangan kaget kalau tiba-tiba anda bertemu dengan sekelompok anak muda dengan gaya yang identik dengan gaya anak muda di belahan dunia yang lain. Kota ini memang sedari dulu sudah menjadi bagian dari kota-kota lain di seluruh dunia. Salut! Selamat datang di Kota Bandung!

Sumber: http://cannizaro.wordpress.com/