Selasa, 30 Maret 2010

Kickfest 2009 (Speak Louder)




Pemerintah mencanangkan tahun 2009 ini sebagai Tahun Industri Kreatif. Berbicara pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia, Industri Clothing Lokal dan Distro (Distribution Outlet) adalah salah satu contoh tersukses bagaimana sebuah industri berkembang secara mandiri, berbasiskan desain dan pergerakan komunitas.

Berawal sekitar pertengahan tahun 90-an, disaat krisis melanda Indonesia, siapa sangka malah melahirkan benih daya hidup dari sekelompok anak muda di kota Bandung, membangun 5 label clothing dari sebatas kesamaan hobi (music, skateboard, BMX) dalam komunitas independent, hingga kemudian mewabah ke berbagai kota. “Sampai saat ini Jumlah clothing dan distro mencapai 1.000, yang tersebar di 94 kota di seluruh Indonesia,” ungkap Ade Andriansyah, sekertaris KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity).

KICK adalah forum bisnis dari para pengusaha Clothing Lokal dan Distro yang dibentuk pada September 2006, demi meningkatkan dan mengeratkan komunikasi serta koordinasi untuk memajukan usahanya meliputi wilayah Legal, Business Development, Marketing Campaign dan Event. Hingga saat ini KICK sudah mengantongi 160 anggota; 60 anggota tetap dan 100 anggota terdaftar yang tersebar di 7 Kota : Bandung (Pusat), Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Lampung, Surabaya dan Malang.

Kickfest 2009, Speak Louder!

Tahun 2009 adalah tahun ketiga penyelenggaraan Kickfest. Dilaksanakan untuk pertamakalinya di Bandung (Agustus 2007) selama 3 hari, diikuti oleh 107 clothing dari 9 kota serta sukses menghadirkan transaksi lebih dari Rp. 3.5 Milyar dengan total pengunjung sebanyak 300.000 orang. Selanjutnya pada tahun 2008 Kickfest digelar di 3 kota : Yogya (April 2008) menghadirkan 97 booth eksebitor dengan total Omzet selama 3 hari mencapai 5 Milyar Rupiah dan jumlah pengunjung 64,000 orang, Makassar (Mei 2008) dengan eksibitor sejumlah 64 booth dan Total Omzet 3 hari mencapai 5 Milyar Rupiah dan dihadiri 42,000 pengunjung.

Sebagai puncak rangkaian Kickfest 08 diselenggarakan di Lapangan Gasibu dan Ruas Jalan Diponegoro, Bandung, pada 1 – 3 Agustus 2008. Diikuti 160 booth clothing lokal dari 9 kota & 8 negara (UK & Asia Timur – British Council), 20 booth komunitas HelarFest dan 10 booth komunitas KICK (Indie Record Label, Skateboard, Low Rider, dan lain-lain). “Selama 3 hari perhelatan, sukses menghadirkan 350.000 pengunjung, dan terjadi transaksi penjualan secara fantastis sebesar 15 Milyar Rupiah,” Ujar Reza Pamungkas dari Independent Network Indonesia, event management Kickfest 08 di Bandung. “Untuk saat ini karena pelaksanaan Pemilu, Kickfest 2009 direncanakan akan digelar di 2 kota yakni Yogya dan Bandung, belum tahu bila ada animo dari kota-kota lain,” tambah Reza.

Dari 160 clothing & distro yang tergabung dalam KICK, sekitar 103 merk clothing & Distro akan hadir dalam perhelatan Kickfest09 di Jogja Expo Center (17-19 April 2009). ”Tidak semua clothing dan distro bisa ikut Kickfest karena ada proses screening dari KICK”, ungkap Joseph Siddi, Event Coordinator KICK. “Kriteria itu antara lain usia eksistensi perusahaan minimal sudah 4 tahun, memiliki visi yang sama yakni tidak sekadar jualan tapi lebih ke attitude, serta menjunjung nilai originalitas,” Tambah Joseph Siddi. Dengan kriteria tersebut, pantas kalau KICKFEST hanya akan menampilkan merk dari clothing ternama, berdedikasi tinggi pada pergerakan lokal (local movement) serta dapat dipertanggung-jawabkan originalitasnya. Sebut saja Slackers, Screamous, Invictus, Is This It, Dloops, Airplane, 347/unkl, God Inc dan banyak lagi.

”Kickfest adalah bukti keberhasilan eksistensi pergerakan lokal dalam industri kreatif tanah air,” Kata Reza Pamungkas. ”Baik ada atau tidak ada sponsor, pergerakan ini akan tetap berjalan sebagai sebuah pembuktian,” lanjut Reza. Independent Network Indonesia, yang sudah eksis selama 10 tahun dalam event management consultant merasa terhormat untuk terlibat dan bersinergi lagi dalam Kickfest 09. “Independent sedang menyiapkan program mini expo di Nagoya Jepang, untuk memperkenalkan berbagai pergerakan anak muda Indonesia, tak terkecuali produk clothing dan distro,” jelas Reza. Semoga Kickfest akan menjadi momen untuk mengangkat potensi lokal, sesuai dengan jargon Kickfest 09 berbunyi “Speak Louder”.

“Puasa belanja dulu sampai 17 April, karena hanya di Kickfest bisa didapat produk clothing dari merk-merk terkenal,” ucap Siddi. Selain menawarkan produk clothing branded, Kickfest 09 juga akan dimeriahkan oleh komunitas Independent mulai dari music, Skateboard dan sebagainya.

***

Kickfest 2009 Jogja

Kobaran api semangat tahun 2009 sebagai tahunnya industri kreatif semakin terasa. Beberapa ajang pameran industri kreatif dari bidang UKM, seni budaya dan pariwisata, kerajinan, penerbitan hingga IT sudah dilaksanakan semenjak roda waktu tahun ini bergulir. Peserta dan pengunjung pun berbondong-bondong memadati pameran yang diadakan. Pameran seolah menjadi pesta gula. Pengunjung tidak bedanya dengan semut-semut yang mengerumuni area pameran.

Padatnya pengunjung juga menjadi pemandangan umum selama 3 hari gelaran KickFest 2009 di Jogja. Ajang tahunan terbesar pameran pakaian produksi Indonesia tersebut menjadi magnet yang menarik bagi para konsumen dan pecinta fashion yang sedang in. Menurut Reza Pamungkas, Project Director KickFest, dari ribuan pengunjung hal JEC, total omzet selama 3 hari bisa mencapai milyaran. “Angka pastinya belum ada karena masih dalam tahap rekapitulasi,” katanya.

Dari data penyelenggara omzet tahun ini tidak jauh-jauh dari gelaran 2 tahun lalu bahkan bisa saja meningkat. Tahun 2007, dari total 300.000 pengunjung pameran diperoleh transaksi sebesar Rp 3,5 milyar. Sedangkan KickFest 2008 yang dilaksanakan di tiga kota, yakni Jogja, Makasar dan Bandung. Khusus untuk Jogja dan Makassar masing-masing menghasilkan transaksi sebesar Rp 5 milyar. Sedangkan untuk Bandung, transaksi mencapai Rp 15 milyar. Angka yang sangat fantastis.

Dengan transaksi seperti yang tercatat di atas, dan transaksi harian di luar pameran, dapat dikatakan bahwa ekonomi kreatif Indonesia turut ditopang oleh adanya industri clothing lokal dan distribution outlet (Distro). Tidak ada yang menyangka kan jika semua hal diatas itu diawali dari sekelompok anak muda asal Bandung yang secara diam-diam ingin bangkit dari keterpurukan? Hebatnya, semua itu mereka mulai dari keinginan untuk melayani pesanan sesama komunitas yang sehobi (musik, skateboard, BMX). Dan pelan tapi pasti, produk mereka rupanya dilirik pasar dan berkembang bak jamur di berbagai kota.

Ade Andriyansah dari Kreative Independent Clothing Komunity (KICK) menegaskan bahwa jumlah distro dan clothing di Indonesia sudah mencapai 1000, tersebar di 94 kota. Sebuah perkembangan yang luar biasa jika melihat bahwa awalnya itu semua dimulai dari 5 label clothing. Sekaligus, ini adalah bukti dan kisah dari sebuah bisnis yang dijalankan secara mandiri, independent, mengandalkan kekuatan komunitas dengan mengangkat desain yang didambakan konsumen.

Sumber: http://www.12-monkeys.com/
http://yainal.web.id/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar